Jelajahi kembali ingatan tepian, tempat dimana kehidupan masyarakat bermula

bermulanya perkembangan kota berawal dari leluhur yang bermukim di tepian sungai sebagai kemudahan akses dalam sandang papan & pangan.

Urban

Kapal

Traditional

Meriam Karbit

People

Sampan Penyebrangan

Ketepian Cards

media yang tercipta lewat berbagai hal, berbagai peristiwa, aktifitas dan kondisi yang berada di tepian sungai kapuas lewat kartu Ketepian sebagai wadah memori masyarakat.

Kapuas River Basin

Awal Mula Peradaban Dimulai Dari Perairan, Sungai Sangat Dekat Dengan Kehidupan Masyarakat Bahkan Tidak Lain Adalah Sumber dari Kehidupan Masyarakat Khususnya Masyarakat Tepian Sungai.

Photos   |   Courses   |   Nominations


Masjid Baitul Makmur, Merupakan salah satu masjid tertua di kota Pontianak yang terletak di tepian Sungai Kapuas Bansir Laut Satu. awalnya Masjid ini merupakan tempat tinggal Syekh Umar bin Ahmad Al Ba-nashir.

Pada awal-awal berdirinya kesultanan Pontianak, beliau merupakan Qadi, yang dikenal sebagai orang yang memiliki ilmu agama serta kewibawaan yang sangat tinggi.

Ditempat ini, selain sebagai tempat tinggal beliau, juga menjadi tempat menggaji. Banyak orang yang belajar agama kepada beliau. Makin lama, makin banyak yang datang menuntun ilmu agama. Dan pondok tempat pengajian itu pun dijadikan surau dan tak muat lagi menampung. Ada yang menyebutkan surau ini awalnya dinamakan surau batang lontar atau surau batang hari.

Syekh Umar kemudian mendirikan lagi bangunan di sebidang tanah yang agak ke belakang, lebih ke darat, sedikit agak menjauhi tepian sungai sebagai tempat tinggalnya,. Seiring dengan perjalanan waktu, lokasi ini pun semakin ramai dan kemudian menjadi sebuah perkampungan

 sejarah mencatat sejak hari Senin, 5 Mei 1941 surau Kampung Bansir berubah menjadi masjid. Dan pada saat pendudukan balatentara Jepang, suasana menjadi kurang aman dan mencekam akibat peperangan.

pada tahun 1968-1969 sejarah mencatat nama Mesjid Kampong Bansir kemudian diubah menjadi Masjid Baitul Makmur. Kini, sebagai salah satu bangunan mesjid tua di Kota Pontianak. Mesjid Baitul Makmur Berada di areal kurang lebih 180 meter persegi. Berada di tepi sungai Kapuas kecil, tepatnya di jalan imam bonjol gang ramadhan, Bansir laut, Pontianak selatan.

Jika kita memandang dari dalam mesjid kearah kanan, maka akan langsung terlihat aktifitas di sungai Kapuas. Inilah yang membuat mesjid ini dan mesjid/surau lainnya di tepian sugai Kapuas memiliki nuansa yang khas.

Sama seperti semenjak awal. Mesjid Baitul Makmur terdiri atas satu lantai dan berbentuk panggung. Atap masjid terbuat dari bahan kayu sirap. Namun karena bahan baku sirap yang makin sulit di dapatkan, di beberapa bagiannya kini menggunakan genteng metal berwarna warna hijau. Pada kaki-kaki atap terdapat ukiran dengan corak yang khas, seperti ukiran kebanyakan rumah/ bangunan melayu dan diberi warna cat hijau.


Newsletter Updates

Lorem ipsum dolor amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt labore dolore.